10 Desember 2008
Dhiny Diyah Pradipta
Si anu: eh, kamu sini dong???
Si We: ha??? Aku??
Si anu: bukan,, bukan kamu,, tapi kamyyuu..
Puyeng khan?! Huehehehe.....
Ehm, ngomong2 soal nama neeh, orang2 kebanyakan bilang namaku buaaaguuusss (bukan, namaku bukan Bagus, tapi Indah eh salah.. Hueheheh :P)..
yeeeaahh,, DHINY DIYAH PRADIPTA.. It’s my name..
dari kecil ku bertanya siapa yang kasih nama ini???
Jawabannya, ‘Ayah..’
Trus lanjut ku bertanya pada ayah,’Pa,apa artinya namaku?’
Dengan tampang tak berdosanya beliau menjawab,’gak tau juga Nak, Papa buat nama kamu itu diambil dari nama2nya orang, kalo Dhiny khan sudah pasti karena kamu anak pertama jadi dikasih nama Dhiny, trus Diyah itu nama artis waktu di Bandung, naah Pradipta itu nama perenang jaman dulu, Papa khan pengennya kamu jadi perenang Nak kalo gede!’.
Masya Allah,, buseeeet dah Papa, yang bener aja?? Nama anaknya sendiri ngasal banget..!
Eh, tapi ngasal aja udah bagus banget, apalagi serius, ya gak???!! Fu fu fu...
Pantesan aja neeh, kalo sekolah trus pas guru ngabsen pasti selalu gini:
Pak guru : Dhiny
Aku : Hadir Pak!!
Pak Guru : Diyah
Aku : Hadir Pak!!
Pak Guru : Pradipta
Aku : Hadir Paaaaakkk!!!!
Huuuuaaaaaaahhhh,, tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkk... aku bukan 3 yang terpisah aku satu, antara ruh, jiwa, dan akal... seperti air, udara, dan api 3 elemen yang tak terpisah bersatu menyelamatkan dunia.. Jreng..Jeng..Jreng.. Avatar The Legend Of Aang.. Hohohoho.. (ngaco’ bgd!)
Setelah 20 tahun ku mencari arti namaku (huaaalaah lebaiii...).. seorang teman bernama Radipta (namaku ampir mirip yaah ma dia) memberitahuku bahwa Pradipta itu berarti Pra artinya sebelum dan Dipta itu artinya Cahaya, jadi Pradipta itu ‘sebelum cahaya’, Subhanallah.. kereen banget,, laguna Letto ini teh!! ‘Ingatkah engkau kepada embun pagi bersahaja yang menemanimu sebelum cahaya’...
Tapi, kebanyakan teman2ku yang ta’ kasih tau arti Pradipta, eh mereka malah ketawa..
Mereka yang dhudul : Ha??? Sebelum cahaya??? Kegelapan dong?! Pantesan idupmu gelap terus Tha!! Suram,, kelam.. Mhuahahahahaha (ketawa setan super biadab!)
Aku yg lebih dhudul : iya yaah?? Masa’ seeh?? Gak mungkin deh, ’sebelum cahaya’, gak bisa diartiin gitu aja, pasti ada makna filosofis dibaliknya...
Duuh,, gimana dong ini, kalo bener namaku artinya kegelapan, masa’ aku harus ganti nama, jadi Pascadipta gitu?? Setelah cahaya?? Apaa coba’?? gak bagus bangedh Dhiny Diyah Pascadipta.. Huhhuhu..
Gak nyerah, ku bertanya pada beberapa ahli tafsir nama, hohohoho.. akhirnya ketemu jawaban memuaskan dan dapat dipercaya sodara2...
Menurut dia, dalam terminologi filsafat ‘sebelum cahaya’ bukan kegelapan, tapi cahaya itu sendiri. Karena kegelapan adalah ketiadaan. Yang ada hanyalah cahaya. Dan tidak mungkin ketiadaan cahaya memberikkan keberadaan cahaya. Tidak ada yang selain cahaya. Dan pemilik cahaya itu adalah “DIA”..
Pendapat lain mengatakan bahwa Cahaya adalah efek dari sumber cahaya, seperti bohlam pada lampu, sengatan kuning-merah pada matahari, dan nyala pada api. Sebelum adalah sumber. Jadi sumber dari segala efek yang tercipta di alam adalah Tuhan...
Bisa juga dianalogikan ‘sebelum cahaya’ itu malam, dan pagi itu ‘terbitnya cahaya’, malam saat dimana seluruh anugerah Allah dicurahkan kepada makhluknya yang menangis dan merinduNya dalam setiap tahajud...
Wuiiihhh, daleeem.. Allahu Akbar.. ternyata namaku mengandung makna yang sedalam ini.. Makasih buat Papa dan Mama yang ngasih nama buat dhita, Insya Allah aku dapat seindah namaku..
Alhamdulillah,, tak henti2nya ku mengucap syukur kepadaNya.. selain karena tlah menemukan misteri indah dibalik seorang Dhiny Diyah Pradipta.. tapi juga karena aku nggak jadi ganti nama,, gak ada kambing yang harus dikorbanin... Hoohohohoho.... ^_^V
01 Agustus 2008
Bisa...!!!!! aku pasti bisa!!! Yakin.. Insya Allah... ^_^

Teman2 kalo yang sudah pernah nonton ‘Kung Fu Panda’ pasti sepakat kalo film ini kereeen ^_^,, lucu, dan pastinya mengajarkan kita banyak hal..
Ketika Po ditunjuk oleh Master Oogway untuk menjadi “Dragon Warrior”.. Po yang sehari2nya bekerja sebagai pembuat mie, sama sekali tidak tau kung-fu harus melawan Tai-Lung dan mewarisi rahasia “gulungan naga”..
Po: “Hari ini mungkin aku adalah yang paling buruk dari semua orang dalam sejarah kungfu.
Mungkin... - dan 'Sang Lima', andai anda melihatnya,mereka benar-benar membenciku.
Bagaimana Shifu bisa merubah aku menjadi 'Pejuang Naga'! Aku tak seperti 'Sang Lima', aku tak punya cakar, tak punya sayap, tak punya racun. Bahkan Mantis punya... 'Hal' seperti cakar itu...
Mungkin aku sebaiknya menyerah dan kembali membuat mie lagi.”
Master Oogway: “menyerah... Tidak menyerah... Bakmi... Bukan Bakmi...
Kau terlalu memikirkan apa yang pernah dan apa yang akan terjadi!
Pepatah mengatakan "Hari Kemarin adalah Sejarah
"Hari Esok adalah Misteri"
"Tapi Hari ini adalah sebuah berkah"
itulah kenapa ini disebut sebagai hadiah.”
yUp! Bener banget seringnya kita ber-negatif thingking sama diri sendiri, ‘menyerah sebelum berperang’, sekalipun orang lain telah menjatuhkan kita, tidak percaya sama kemampuan kita, tapi apakah kita sendiri juga harus menjatuhkan diri sendiri? tidak percaya diri, berfikir bahwa kita tak akan bisa, parahnya kalo kita menganggap diri kita ‘tidak ada apa-apanya’. Huuufff!! Itu semua hanya ketakutan-ketakutan berlebihan, belum juga dicoba langsung menyerah!! Oooohhh,,kalo kita seperti itu, buat apa kita hidup?? Kalo tak pernah berani menantang masa depan, kalo kita tak pernah berani menghadapi kenyataan!! Jangan jadi orang yang kufur nikmat saudaraku!! Sungguh Allah telah memberikan kita potensi fisik ini untuk digunakan berusaha mencari nikmat Allah sebesar-sebesarnya, akal ini untuk berfikir, hati ini untuk merasa. Lantas kenapa kita masih saja berputus asa?? Allah berfirman:
“...Dan janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan orang-orang kafir.” (Yusuf 87)
Kemudian ditegaskan lagi dalam ayat-Nya yang lain:
“Maka sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.” (alam Nasyrah 5-6)
So???? Trust in ur self!! Yakin!!! Bismillah,,”kita pasti bisa!!” berusaha dan tentunya percayalah sama kekuatan do’a!! Insya Allah... ^_^
Master Oogway: “Sahabatku, Panda itu takkan pernah memenuhi takdirnya,begitu juga kau.
Sampai kau mampu melepas ilusi pengendalian.”
Shifu: “ilusi?”
Master Oogway: “Ya! Lihatlah pohon ini, Shifu!
Aku tak bisa membuatnya berbunga saat aku inginkan,tidak juga bisa membuatnya berbuah sebelum saatnya.”
Shifu: “Tapi ada hal-hal yang 'bisa' kita kendalikan. Aku bisa mengatur kapan buahnya akan jatuh...
... Aku bisa mengatur... dimana benihnya harus ditanam. Itu bukan suatu ilusi master!
Master Oogway: “Ya betul, tapi apapun yang kamu lakukan benih itu akan tumbah jadi pohon persik.
Kau bisa berharap akan apel atau jeruk, tapi kau akan mendapat persik.”
Shifu: ”Tapi buah persik tak bisa mengalahkan Tai Lung!”
Master Oogway: “mungkin bisa... jika kau bersedia untuk memandunya dan memeliharanya...
...dan mempercayainya
Shifu: “Tetapi bagaimana? bagaimana??? Aku butuh bantuanmu master!”
Master Oogway: “Tidak, kau hanya perlu percaya...”
Tidak ada sesuatu yang kebetulan.. Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin.. Yakin.. Percayalah.. ^_^V
Menanti Keindahan dengan Indah...

Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan
Salim A. Fillah
Belajarlah dari ahli puasa
Ada dua kebahagiaan baginya
Saat berbuka
Dan saat Allah menyapa lembut memberikan pahala
Cinta antara dua insan di masa remaja yang lembab ini adalah cinta yang masih terikat dengan dualisme karakter: kekanak-kanakan yang menajam dan kedewasaan yang menjanin.
Kalau cinta di zaman saat ini memerlukan defenisi, biarlah Al Imam Ibnu Dawud Azh Zhahiri memberikannya untuk kita. “Cinta...,”kata beliau, adalah cermin bagi orang yang sedang jatuh cinta untuk mengetahui watak dan kelemahlembutan dirinya dalam cinta kasihnya. Karena sebenarnya ia tidak jatuh cinta kecuali kepada dirinya sendiri”.
Islam telah meletakkan timbangan kemuliaannya dalam semua hal termasuk dalam masalah hawa nafsu pada timbangan kebenaran atas penunaian perintah Allah dan penyingkiran laranganNya dari kehidupan. Bahwa Allah melarang sesuatu pasti ada kemudharatan di dalamnya. Tak asal melarang, Dia yang Maha Bijaksana selalu memberikan alternatif yang lebih suci, indah, dan berpahala, serta membingkainya dalam kerangka mentaatiNYa. Contoh dekatnya adalah Allah melarang zina yang keji dan memerintahkan PERNIKAHAN YANG SUCI.
“Dan janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina adalah perbuatan keji. Dan jalan yang buruk.”(Al Isra’32)
Cinta akan lenyap dengan lenyapnya sebab...
(Ibnul Qayyim Al Jauziyah, dalam Raudhatil Muhibbin)
Cinta yang abadi memerlukan sebab yang abadi. Adalah dusta jika kau berkata cintamu abadi, padahal sebab cintamu hanya kecantikan fana, kekayaan sementara, atau perangai sandiwara.
Seorang remaja seperti kita bisa mudah terseret ke dalam gaya pribadi yang hipokrit. Kita ingin tampil super di hadapan si doi. Kita ingin menjadi seorang yang perfect. Sayang, yang dibangun bukan perbaikan diri, tapi proses penopengan diri. Yang paling parah adalah ketika terjadi pergeseran orientasi dalam semua aktivitas dan amalan. Ketika shalat kita karena dia bukan DIA, ketika kita tahajjud karena takut besok pagi bakalan ditanyain sama dia. Ternyata puasa sunnah kita karena dia juga. Kita jadi pemberani dan jagoan karena di dekat kita ada dia. Kita jadi rajin belajar karena dia. Astagfirullah, kalau semua karena si dia dan untuk si dia, yang kita simpan untuk bekal akhirat apa coba?
Cara untuk belajar menjadi isteri terbaik hanyalah melalui suami. Cara untuk menjadi suami terbaik hanyalah melalui istri. TIDAK BISA MELALUI PACARAN. Pacaran hanya mengajarkan bagaimana menjadi pacar terbaik, bukan suami atau isteri terbaik.
Tak seorangpun bisa lari dari cinta, maka hendaklah ia merawatnya menuju ufuk cinta yang tinggi, yang sehat, dan tak mengganggu kemesraan dengan Sang Pencipta.
Saudaraku, Sahabatku.. cinta yang sehat belum menuntut apa-apa, jika belum ada ikrar halal atasnya. Boleh jadi engkau merahasiakan simpati dan ketertarikan. Tetapi tetap saja penyakit namanya kalau orientasi kedepanmu hanya dia. Maksudnya, kalau engkau mendikte Allah bahwa dialah yang pasti jodohmu. Lalu engkau bukannya meminta yang terbaik dalam istikharahmu, tetapi benar-benar mendikte Allah. Pokoknya harus dia Ya Allah... Pokoknya harus dia!
Kalau begitu caranya, seolah engkau yang menentukan segalanya. Kalau engkau meminta dia ‘dengan paksa’, lalu Allah memberikannya padamu, kiranya kau bisa menebak itukah yang terbaik untukmu? Tak selalu. Bisa jadi Allah tak mengelurkannya dengan kelembutan, tapi Ia melemparnya dengan marah karena niat yang terkotori.
Allah telah menggariskan bahwa mencari jodoh yang baik adalah menjaga dan mendidik diri menjadi yang terbaik.
“Wanita-wanita yang kotor adalah untuk lelaki yang kotor dan lelaki yang kotor untuk perempuan yang kotor. Dan wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik.... “ (An Nur 26)
Saya ingin kita jujur pada diri kita sendiri. Bukankah semua orang mendambakan pasangan yang terpelihara kesucian dan kehormatannya? Semua orang, sekalipun mereka tenggelam dalam lumpur cumbu rayu pacaran yang haram. Maka mari terheran-heran, pada sosok yang mendambakan pasangan suci lahir-bathin padahal ia telah merenggut sekian kesucian. Bisakah dusta menutupnya? Mungkin. Tetapi siapa yang menjamin bahwa ia tidak sedang didustai juga?
Oh, tentu beda lagi kalau penutup masa lalu itu bukan dusta, tetapi taubat. Kalaupun kita pernah tertipu syaithan di masa yang telah lau, maka kehinaan kedua adalah berputusasa dari rahmatNya. Mengapa jadi berprasangka buruk pada Allah bahwa dosa kita tak mungkin diampuni?
Saat tersadar, adalah saat paling nikmat untuk menyadari betapa besar kasih Allah. Betapa mahal harga taubat yang menghapus semua kesalahan.
Sangat tercela membuka áib yang Allah telah menutupnya, bahkan meski itupun tentang diri sendiri. Kalau taubat sudah menghiasi hidup, mengapa mengungkit lara yang Allah telah menghapus dosanya?
Menikah memang solusi termanis yang dikaruniakan Allah kepada hambaNya yang mendambakan hubungan halalan thayyiban.
Salah satu kebodohan manusia normal adalah membujang.
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kalian, dan orang-orang yang layak (menikah) di antara hamba-hamba sahaya kalian yang laki-laki dan perempuan..” (An Nur 32)
Mengapa Islam mensyariátkan kebolehan seorang suami bersanding-damping dengan beberapa isteri? Islam mengerti bahwa jumlah perempuan yang semakin besar presentasenya menumbuhkan kecemasan. Islam paham, bahwa setiap yang berperasaan, semua laki-laki dan perempuan, mendamba ekspresi berbagi kasih sayang, ketentraman, serta kenyamanan psikologis. Kerusakan bisa timbul manakala itu tak tersalurkan. Islam tahu, bahwa membiarkan terpendam atau terbunuhnya syahwat perempuan, dan membiarkan tersiksanya lelaki yang beristeri satu padahal ada ‘kelebihan’ yang hanya menjumpai pasangan ‘keletihan’, adalah tabungan malapetaka yang harus diambil bunganya sewaktu-waktu. Maka Islam memberikan keluasan jumlah sekaligus mensyaratkan keadilan, agar tak miring badan di hari perhitungan.
Kalau orientasi akhir pernikahan dan pembentukan keluarga adalah surga, maka tidak syak lagi, rumah tangga memang akan menjadi surga yang dicicipkan di dunia, Insya Allah...
Inilah puasa panjang syahwatku
Kekuatan ada pada menahan
Dan rasa nikmat itu terasa, di waktu buka yang penuh kejutan
Semoga Allah memberikan kekuatan pada kita semua, menjaga kesucian demi menanti keindahan, dan semoga masa penantian itu tak lama lagi. Amiiin.
Bersediakah akhi menjadi Ustadz di rumah ini??? ^_^